Menjadi Manusia (secara) Utuh

MODUL 2

Mendidik dan Mengajar

Menjadi manusia (secara) utuh

Manusia memilki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Video ini mengajak kita bagaimana peran guru dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin murid mencapai selamat dan bahagia. Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid?

Ringkasan Materi dari materi ini adalah sebagai berikut:

  • 🙏 Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara: manusia memiliki badan jasmani dan rohani, serta akal untuk berpikir, merasa, dan berkarya
  • 🌐 Tujuan pendidikan: menjadi manusia yang merdeka, mampu memerintah diri sendiri dan menguasai lahir dan batin
  • 🤝 Pendidik perlu membantu murid memenuhi kebutuhan lahir dan batin, mencapai keseimbangan dalam kehidupan
  • 📚 Pendidikan sebagai tempat persemaian benih kebudayaan dan pengembangan budi pekerti
  • 🤸 Pengembangan budi pekerti melibatkan olah pikir, olah rasa, olah karsa, dan olahraga
  • 🧠 Pentingnya mengembangkan kekuatan lahir dan batin murid secara holistik
  • 👥 Pendidik harus tidak hanya fokus pada keterampilan berpikir, tetapi juga mendampingi dalam pengembangan kekuatan batin, seperti empati
  • 🔄 Proses mengasah nalar atau keterampilan berpikir sepanjang hayat, dengan level kognitif mulai dari mengingat hingga mencipta
  • 🤔 Refleksi sebagai pendidik: Sudahkah kita menjadikan murid sebagai manusia seutuhnya dan memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya?

Apa yang dapat saya refleksikan setelah menonton video tersebut adalah sebagai berikut:

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara melibatkan pengembangan manusia secara menyeluruh, mengakui dimensi jasmani dan rohani, serta keberadaan akal untuk berpikir, merasa, dan berkarya. Tujuan utama pendidikan adalah menciptakan manusia yang merdeka, mampu memerintah diri sendiri, dan menguasai lahir dan batin. Pendidik berperan membantu murid memenuhi kebutuhan lahir dan batin, mencapai keseimbangan dalam kehidupan.

Pendidikan dipandang sebagai tempat untuk menanamkan benih kebudayaan dan mengembangkan budi pekerti, melibatkan pengembangan budi pekerti melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa, dan olahraga. Penting untuk mengembangkan kekuatan lahir dan batin murid secara holistik, bukan hanya fokus pada keterampilan berpikir, melainkan juga mendampingi dalam pengembangan kekuatan batin, seperti empati.

Proses pendidikan dianggap sebagai perjalanan sepanjang hayat, melibatkan pengasahan nalar atau keterampilan berpikir dengan level kognitif mulai dari mengingat hingga mencipta. Sebagai pendidik, refleksi menjadi bagian integral untuk mengevaluasi apakah murid telah dianggap sebagai manusia seutuhnya, dan apakah asupan kebutuhan lahir dan batin telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

Penjelasan:

  1. Dimensi Manusia Menurut Ki Hajar Dewantara: Ki Hajar Dewantara memahami bahwa manusia tidak hanya memiliki dimensi jasmani tetapi juga dimensi rohani. Selain itu, keberadaan akal memungkinkan manusia untuk berpikir, merasa, dan berkarya.
  2. Tujuan Pendidikan yang Merdeka: Ki Hajar Dewantara menetapkan tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang merdeka, memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri, dan menguasai lahir dan batin.
  3. Peran Pendidik dalam Keseimbangan: Pendidik memiliki peran penting dalam membantu murid memenuhi kebutuhan lahir dan batin, mencapai keseimbangan hidup yang integral.
  4. Pendidikan sebagai Persemaian Kebudayaan: Konsep ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang menanamkan benih kebudayaan dan membangun budi pekerti.
  5. Pengembangan Budi Pekerti: Pengembangan budi pekerti melibatkan olah pikir, olah rasa, olah karsa, dan olahraga sebagai elemen-elemen integral dari pendidikan.
  6. Holistik dalam Pengembangan Murid: Keholistikan dalam pengembangan murid menekankan pentingnya mengembangkan kekuatan lahir dan batin secara bersamaan.
  7. Pentingnya Empati: Selain fokus pada keterampilan berpikir, pendidik juga harus mendampingi murid dalam pengembangan kekuatan batin, termasuk kemampuan empati.
  8. Proses Pembelajaran Seumur Hidup: Proses mengasah nalar atau keterampilan berpikir dianggap sebagai perjalanan sepanjang hayat, mencakup level kognitif mulai dari mengingat hingga mencipta.
  9. Refleksi Pendidik: Pendidik diundang untuk merenung dan melakukan refleksi tentang apakah mereka sudah memperlakukan murid sebagai manusia seutuhnya dan memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin secara optimal.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!