Pendidikan Selama Satu Abad

MODUL 2

Mendidik dan Mengajar

Pendidikan Selama Satu Abad

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?

Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?

Ringkasan Materi dari materi ini adalah sebagai berikut:

  • 📜 Kita akan mengulas sejarah pendidikan selama satu abad.
  • 🧐 Sudut pandang Kihajardewantara mengenai sistem pendidikan nasional.
  • 🕰️ Metode pengajaran di zaman kolonial Belanda: perintah dan sanksi.
  • 🔄 Warisan cara mendidik guru-guru kita dari masa kolonial.
  • ⚖️ Kasus kekerasan pada murid dan sistem penilaian yang berorientasi kognitif.
  • 🚸 Fokus pada kecakapan kognitif mengabaikan aspek sosial emosional.
  • 🤔 Pendidikan zaman kolonial diskriminatif, berbasis materialistik-individualistik.
  • 📚 Ki Hajar Dewantara menggagas pendidikan humanis dan transformatif.
  • 🌱 Sistem Among sebagai solusi: ingarso, madyo mangun karso, tut wuri handayani.
  • 🎓 Menekankan teladan, semangat, dan kemandirian dalam pendidikan.
  • 🌐 Pendidikan yang sesuai dengan bangsa Indonesia: humanis, kerakyatan, kebangsaan.
  • 🤲 Pemikiran Ki Hajar Dewantara relevan hingga saat ini, melampaui zamannya.
  • 🏫 Sistem pendidikan kolonial Belanda hanya fokus pada kecerdasan, tanpa pendidikan sosial emosional.
  • 🌍 Pendidikan cultural penting untuk mempertajam dan memperkaya kecerdasan.
  • 🚫 Hindari pendidikan intelektualistis, materialistis, dan kolonialis, lestarikan kebudayaan.
  • 🤝 Dukungan masyarakat penting untuk melindungi potensi dan kekuatan murid.
  • 🗣️ Tuntunan baik kepada murid berdasarkan teori dan pengetahuan tentang tuntunan terbaik.
  • 🤲 Pendidikan yang memerdekakan murid menjadi pegangan kita untuk mencapai cita-cita Ki Hajar Dewantara.

Apa yang dapat saya refleksikan setelah menonton video tersebut adalah sebagai berikut:

Pemaparan sejarah pendidikan selama satu abad mencakup sudut pandang Ki Hajar Dewantara terhadap sistem pendidikan nasional. Metode pengajaran di masa kolonial Belanda, termasuk perintah dan sanksi, memberikan warisan dalam mendidik guru. Kasus kekerasan pada murid dan sistem penilaian berorientasi kognitif mencerminkan kurangnya perhatian pada aspek sosial emosional.

Fokus kecakapan kognitif di zaman kolonial dianggap diskriminatif dan materialistik-individualistik. Ki Hajar Dewantara mengusulkan pendidikan humanis dan transformatif, dengan sistem Among sebagai solusi. Teladan, semangat, dan kemandirian ditekankan dalam pendidikan, sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia: humanis, kerakyatan, kebangsaan.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara relevan hingga saat ini, melampaui zamannya. Pendidikan kolonial Belanda hanya berfokus pada kecerdasan, mengabaikan pendidikan sosial emosional. Pendidikan cultural dianggap penting untuk memperkaya kecerdasan, sementara pendidikan intelektualistis, materialistis, dan kolonialis harus dihindari, dengan kebudayaan perlu dilestarikan.

Dukungan masyarakat diakui sebagai faktor penting dalam melindungi potensi dan kekuatan murid. Tuntunan kepada murid didasarkan pada teori dan pengetahuan tentang tuntunan terbaik. Pendekatan yang memerdekakan murid menjadi landasan untuk mencapai cita-cita Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!