Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Adam. Setiap hari, Adam selalu membawa topi favoritnya ke sekolah. Topi itu memiliki logo favoritnya, seekor burung camar.
Suatu pagi, ketika Adam tiba di sekolah, teman-temannya yang kebetulan melihat topi burung camar tersebut menjadi penasaran. Mereka bertanya kepada Adam apa yang ada di dalam topi itu.
“Mungkin itu ada bola?” tanya Rani dengan antusias.
Adam menggelengkan kepalanya. “Tidak, bukan bola,” jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian giliran Ryan yang mencoba menebak. “Apakah itu ada permen?” tanyanya sambil bersemangat.
Namun lagi-lagi Adam menggelengkan kepalanya. “Tidak, bukan permen.”
Rara, yang sangat penasaran, mulai berpikir lebih jauh. “Bukan kupu-kupu, kan?” tanyanya sambil mengernyitkan kening.
Adam tertawa. “Oh, bukan! Tapiii….” Dia mengambil sesuatu dari dalam topinya dan dengan senang hati menunjukkan kepada teman-temannya. Ternyata, itu adalah anak burung camar yang masih sangat kecil dan belum bisa terbang.
Anak burung tersebut terlihat sedikit takut dan kebingungan di dalam kelas. Teman-teman Adam pun penasaran dan ingin membantu mencari sarang anak burung itu.
Ryan menemukan sarang burung di sebuah pohon, tetapi sayangnya tidak ada anak burung camar di dalamnya. Rara menemukan sarang burung di atap sekolah, tetapi juga tidak ada anak burung camar di dalamnya.
Saat itu, ada seorang siswa baru yang secara spontan memanjat pohon di halaman sekolah untuk mencari sarang lainnya.
Adam dan teman-temannya pun berlarian ke bawah pohon dan penasaran melihat apa yang sudah ditemukan oleh siswa baru tersebut. Mereka melihat siswa baru itu menunjuk ke arah sarang di dahan pohon yang terlihat agak tersembunyi.
Tanpa ragu, Adam mengambil tangga dan naik ke atas pohon untuk mendekati sarang tersebut. Dengan hati-hati, ia mengambil anak burung camar tadi dan meletakkannya kembali di sarang yang sudah ditemukan.
“Terima kasih, teman-teman!” ucap Adam dengan senang hati.
“Sama-sama, Adam,” jawab teman-temannya sambil tersenyum. Mereka merasa senang bisa membantu menemukan sarang anak burung camar tersebut.
Sejak hari itu, Adam dan teman-temannya menjadi semakin dekat. Mereka berbagi cerita dan petualangan mereka setiap hari. Bersama-sama, mereka menjaga sarang anak burung camar agar tetap aman dan bahagia.
Dan itulah cerita tentang persahabatan dan kebaikan hati yang tumbuh di antara Adam dan teman-temannya, semua dimulai dari topi burung camar yang menyimpan si kecil burung camar yang mereka bantu kembali ke sarangnya.